Rabu, 18 Desember 2024

Cerita Pendek Karya Safendra Denovan

 Ikan Mas Sakti dan 3 Saudara


Pada suatu hari, hiduplah tiga anak yang tinggal di sebuah desa kecil di kaki gunung. Mereka adalah Asep, Yanto, dan Jamal. Asep, yang berusia 12 tahun, adalah kakak tertua, sementara Yanto berusia 10 tahun, dan Jamal yang paling muda, berusia 8 tahun. Ketiganya sangat akrab dan selalu bermain bersama. Mereka suka berpetualang, mencoba hal-hal baru, dan sering mencari tantangan di alam sekitar.



Suatu pagi yang cerah, mereka berencana untuk pergi memancing di sungai. Mereka telah menyiapkan alat pancing seadanya dan tidak sabar untuk berangkat. Sebelum mereka keluar rumah, ibu mereka memanggil dengan suara lembut, "Nak, kalian sudah siap? Ingat, ibu hanya mengingatkan, ada mitos yang beredar di desa ini. Konon, ada sebuah kolam di sungai yang berisi ikan sakti. Jika seseorang memakannya, akan ada celaka yang menimpa. Ibu hanya ingin kalian hati-hati."

Asep yang sudah sering mendengar cerita itu mengangguk yakin. "Iya, Bu. Kami akan hati-hati. Tenang saja," jawab Asep sambil tersenyum. Yanto dan Jamal, yang belum pernah mendengar mitos itu, hanya terdiam dan saling pandang. Mereka tidak begitu mengerti apa yang dimaksud ibu.

Mereka pun berangkat menuju sungai. Setibanya di sana, Asep, Yanto, dan Jamal mulai merakit alat pancing mereka. Dengan penuh semangat, mereka memasangkan umpan cacing pada kail dan melemparkannya ke dalam air. Beberapa menit berlalu, namun mereka belum mendapatkan ikan satu pun. Begitu terus hingga umpan hampir habis. Tiba-tiba, di dasar kolam, Asep melihat sebuah kilauan yang sangat mencolok.

Dengan sigap, Asep menarik tali pancingnya, dan ikan yang terjerat di ujungnya mulai muncul ke permukaan. Ikan itu bersisik emas dan tampak sangat langka. Seketika Asep teringat akan mitos yang diceritakan ibunya. Namun, rasa penasaran mengalahkan ketakutannya. Tanpa memberitahukan Yanto dan Jamal, Asep diam-diam memasukkan ikan itu ke dalam ember, menyembunyikannya dari mereka.

Beberapa jam berlalu, dan mereka mulai mendapatkan beberapa ikan lain. "Adik-adik, ayo pulang!" ajak Asep dengan gembira. "Iyaaa!" jawab Yanto dan Jamal bersamaan. Mereka pun berjalan pulang, merasa puas dengan hasil pancingan mereka.

Sesampainya di rumah, ibu mereka menunggu di halaman. "Kalian dari mana saja? Kenapa lama sekali?" tanya ibu dengan cemas, karena mereka sudah pergi sejak pagi.

Asep yang sudah menyembunyikan ikan emas itu menjawab, "Kami pergi memancing, Bu. Kami dapat ikan lele," jawabnya dengan cepat. Ibu pun tersenyum lega. "Oh, begitu. Baiklah, ibu akan masak ikan yang kalian bawa. Sambil menunggu, kalian mandi dulu, ya?"

Asep, Yanto, dan Jamal pun langsung mandi, dan setelah itu, mereka duduk di meja makan, menikmati masakan lezat ibu. Mereka makan dengan lahap, hingga perut mereka kenyang. "Ibu, masakan ibu enak sekali! Terima kasih!" puji Asep.

"Ibu senang kalian suka. Nanti kalau kalian dapat ikan lagi, ibu akan masakkan yang lebih enak," kata ibu sambil tersenyum.

Keesokan harinya, ketiganya kembali bersiap untuk memancing. Kali ini, mereka lebih bersemangat. Setelah beberapa jam memancing tanpa hasil, Asep merasa ada sesuatu yang berbeda saat pancingannya mulai bergerak. Dengan sigap, Asep menarik pancingnya dan mendapati ikan emas yang sama yang dia tangkap kemarin. Ia ingat mitos ibunya dan ragu-ragu untuk melepaskannya. Namun, sebelum ia sempat melepaskannya, tiba-tiba ikan itu berbicara.

"Hai, anak muda," kata ikan tersebut dengan suara lembut.

Asep terkejut. "K-Kamu bisa bicara?" tanya Asep dengan terbata-bata.

"Iya, aku adalah ikan langka di sini. Banyak orang takut padaku, tapi kau tidak takut. Kenapa?" jawab ikan itu dengan suara lembut.



Asep masih terkejut, namun akhirnya berkata, "Aku... Aku hanya ingin melepaskanmu kembali, tapi aku takut sesuatu yang buruk akan terjadi."

"Iya, aku tahu mitos tentang aku. Namun, aku butuh bantuanmu. Aku ingin kembali ke tempat asalku, tempat yang aman bersama saudara-saudaraku," kata ikan itu.

Asep berpikir sejenak. "Baiklah, aku akan membantumu," kata Asep akhirnya. "Tapi, kalian harus ikut denganku."

Yanto dan Jamal, yang sudah datang mendekat, terkejut mendengar percakapan itu. "Apa yang terjadi, Kak?" tanya Yanto. "Kak Asep, ada apa dengan ikan ini?"

"Ikan ini bisa bicara. Dia ingin kembali ke tempat asalnya, dan aku akan membantunya," jawab Asep.

"Mau ikut membantu?" tanya ikan itu kepada Yanto dan Jamal. "Kami tidak tahu tempat itu, tapi kami akan membantu," jawab Yanto dan Jamal dengan bersemangat.

Mereka pun berjalan bersama melewati hutan yang gelap. Ikan emas itu memberikan cahaya dari tubuhnya, memandu mereka agar tidak tersesat. Setelah berjalan jauh, mereka sampai di sebuah tempat yang sangat suci, tempat asal ikan tersebut. "Terima kasih, anak-anak. Kalian telah membantuku kembali ke saudara-saudaraku. Sebagai ucapan terima kasih, semoga kalian mendapatkan keberuntungan di masa depan," kata ikan itu sebelum berenang ke dalam air yang jernih.

Mereka bertiga pulang dengan perasaan senang. Setibanya di rumah, ibu mereka bertanya, "Kalian sudah dapat ikan yang kalian inginkan, nak?"

Asep menjawab, "Kami tidak mendapat ikan, Bu. Tapi kami membantu ikan yang bisa bicara untuk kembali ke tempat asalnya."

"Ikan yang bisa bicara?" tanya ibu dengan terkejut. "Iya, Bu. Ikan itu memberi kami cahaya dan mengarahkan kami ke tempat yang sangat jauh," jawab Asep.

Ibu mereka tersenyum bangga. "Nak, kamu sudah melakukan hal yang baik. Ibu sangat bangga dengan hati murnimu."

"Ayo, kita bisa memancing lagi?" tanya Yanto. "Boleh, asal kalian belajar dari pengalaman ini. Jangan hanya mencari ikan, tapi juga membantu sesama," jawab ibu.

Keesokan harinya, mereka kembali ke sungai, kali ini untuk memancing ikan yang mereka inginkan. Mereka merasa lebih bijaksana dan tahu bahwa setiap perbuatan baik akan mendapat ganjaran yang baik pula.

Beberapa tahun kemudian, Asep, Yanto, dan Jamal tumbuh menjadi remaja yang bijak dan penuh tanggung jawab. Mereka tidak hanya belajar dari petualangan mereka di sungai, tetapi juga dari ibu mereka yang telah mengajarkan mereka tentang kejujuran dan kebaikan hati.

Pada suatu hari, Asep menemui ayah mereka yang sedang bekerja di kebun. "Ayah, aku sudah siap untuk mengatakan semua yang telah aku simpan," kata Asep.

Ayahnya menatapnya dengan bangga. "Baiklah, nak. Aku akan mendengarkan ceritamu."

Asep menceritakan segala hal yang terjadi, bagaimana mereka membantu ikan sakti, dan bagaimana mereka tidak pernah mengambil barang-barang dari kuil yang mereka temui di gunung. Ayah mereka tersenyum. "Kau benar, nak. Kejujuran dan hati yang bersih akan membawamu pada kebahagiaan."

Asep dan saudara-saudaranya terus belajar dan tumbuh menjadi orang yang bijaksana. Mereka berhasil lulus sekolah, kuliah, dan akhirnya kembali ke desa mereka. Mereka tidak pernah melupakan keluarga yang telah mengajari mereka banyak hal.

Dan ketika mereka berhasil membeli mobil pertama mereka, Asep berkata, "Kami berhasil karena ibu dan ayah. Kami akan selalu mengingat semuanya."

Tamat.


Cerita Pendek Karya Reinard Nathanael Hendrian

Cerita Saat di Danau Toba    


Suatu hari, kelas 6-7A di sekolah HighScope merencanakan liburan ke Danau Toba. Liburan ini mereka pilih untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran setelah menyelesaikan dua triwulan yang melelahkan di sekolah.

"Sebelum berangkat, kita harus persiapkan segala sesuatunya, ya," ujar Ms. Muthi, guru kelas, sambil memastikan semua sudah siap.

“Ms. Muthi, apakah kita perlu membawa tenda?” tanya Erick, salah seorang siswa.

"Iya, Erick," jawab Ms. Muthi.

“Ms. Muthi, kita perlu membawa laptop?” Erick kembali bertanya.

"Hm, sepertinya tergantung kebutuhan anak-anak saja. Kalau kalian ingin membawa, silakan. Tapi jika tidak, tidak apa-apa," jelas Ms. Muthi.

“Mr. Adi, perlu bawa bantal, bantal guling, selimut, dan boneka nggak?” Anya bertanya kepada guru pria itu.

“Bawa barang-barang seperlunya saja, Anya. Jangan terlalu banyak. Nanti kalian sendiri yang kerepotan,” jawab Mr. Adi.

“Boleh bawa alat elektronik tidak ya, Mr. Adi?” tanya Safendra dan Reinard serempak.

“TERSERAH!” jawab Ms. Muthi dan Mr. Adi kompak, sudah lelah dengan deretan pertanyaan dari murid-murid.

"Ms. Muthi, perlu bawa baju nggak?" tanya Michelle dan Sevita dengan usil.

"YA IYALAH!" jawab Ms. Muthi sambil sedikit gemas.

Kali ini, giliran Raffa dan Angel yang bertanya, “Ms. Muthi, di Danau Toba boleh mandi nggak? Kami cuma tanya saja.”

“Boleh, tapi harus bilang permisi dulu,” jawab Mr. Adi.

“APA?” seru semua siswa kaget.

“Iya, benar,” tegas Mr. Adi.

“Itu peraturan baru ya, Miss? Aku baru tahu kalau di Danau Toba boleh mandi, tapi harus izin dulu,” kata Kimmie keheranan.

“Bukan peraturan baru, tapi ini adalah salah satu mitos di Danau Toba. Konon, kita harus meminta izin untuk mandi di sana sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur yang menjaga Danau Toba,” jelas Ms. Muthi.

“Baik, Miss,” jawab anak-anak, meskipun masih merasa penasaran.

Namun, tanpa mereka sadari, Anya ternyata diam-diam pergi ke toilet karena perutnya yang mendadak sakit. Ia pun tertinggal dan tidak mendengar peringatan tersebut.

Akhirnya, hari yang dinanti pun tiba.

"SEMUANYA SIAP?" tanya Mr. Adi dengan semangat.

“SIAP, MR. ADI!!!” jawab anak-anak serempak.

Perjalanan dimulai dengan ceria. Di dalam bus, televisi terus menampilkan pemandangan indah Danau Toba. Namun, ada running text yang muncul di bagian atas layar: "Kalau mau mandi, harus minta izin dan permisi." Anya masih tertidur pulas di kursinya, tidak terganggu oleh keseruan teman-temannya.

“Wah, di Danau Toba memang harus bilang permisi sebelum mandi,” kata Kimmie terkejut.

Mereka pun melanjutkan perjalanan, dan setelah beberapa jam, akhirnya sampai di sebuah desa dekat Danau Toba. Mereka memesan empat unit rumah untuk tempat tinggal selama liburan.

Rumah pertama ditempati oleh Erick, Safendra, dan Reinard. Rumah kedua dihuni oleh Angel, Raffa, dan Anya. Rumah ketiga ditempati oleh Michelle, Kimmie, dan Sevita. Sedangkan rumah keempat adalah tempat tinggal para guru.

Di rumah pertama, Erick, Safendra, dan Reinard langsung terbaring lelah setelah perjalanan panjang. Mereka merasa kepanasan dan mulai berkeringat.

“Aku hidupkan AC-nya, ya,” kata Erick.

“Iya, tolong,” jawab Safendra dan Reinard serentak.

Setelah mandi, Erick langsung tidur, sementara Safendra dan Reinard bermain gawai.

Di rumah ketiga, Michelle, Kimmie, dan Sevita menikmati suasana yang sejuk.

“Wah, dingin ya,” kata Sevita.

“Enak, tapi seger,” kata Kimmie.

Mereka berenang dan bersenang-senang. Namun, ketika hujan mulai turun, mereka kembali ke rumah dan mandi.

Di rumah kedua, giliran Raffa yang pertama mandi.

"Permisi," kata Raffa dengan sopan.

Setelah itu, Angel masuk dan juga mengatakan, "Permisi."

Namun, Raffa tidak sengaja mengambil sampo milik Angel, sehingga ia kembali masuk ke kamar mandi.

"Tunggu, Angel!" kata Raffa sambil memberikan sampo itu kepada Angel.

Akhirnya, giliran Anya yang mandi. Sayangnya, Anya tidak ingat untuk mengatakan "permisi" karena ia tidak mendengar penjelasan itu di bus atau di kelas. Ia langsung masuk ke kamar mandi dan mandi tanpa izin.

Sementara itu, di rumah keempat, para guru juga ingat untuk bilang "permisi" sebelum mandi.

“Permisi,” kata Mr. Adi dan Ms. Muthi dengan hati-hati.

Malam hari tiba. Di rumah pertama, Erick, Safendra, dan Reinard sudah tidur dengan tenang.

“Selamat malam,” kata Reinard.

“Selamat malam,” jawab Safendra.

“Selamat malam,” kata Erick, lalu mematikan lampu.

Di rumah ketiga, Michelle, Kimmie, dan Sevita masih begadang hingga pukul 11 malam.

“Wah, sudah malam banget,” kata Sevita.

“Ayo tidur cepat,” kata Michelle.

“Selamat malam,” jawab semuanya.

Di rumah guru, mereka tidur lebih awal karena kelelahan.

Namun, di rumah kedua, sekitar pukul 3 pagi, Anya tiba-tiba terbangun dan merasa dirinya ditarik oleh makhluk yang sangat besar dan kuat. Makhluk itu muncul dari dalam air Danau Toba. Anya berteriak sekencang-kencangnya, dan suaranya terdengar sampai ke rumah-rumah lain.

“ANYA!!!” teriak teman-temannya panik. Semua orang langsung berlari keluar dan mengikuti suara teriakan Anya ke arah hutan.

“Ms. Muthi, bawa senter nggak?” tanya Safendra.

“Syukurlah, iya,” jawab Ms. Muthi sambil menyalakan senter.

Mereka berlari dalam kegelapan, mencoba mencari Anya. “Dimana Anya?” teriak mereka dengan ketakutan.

"ANYA, KAMU DI MANA?" seru semuanya.

“Dengar!” kata Anya dari kejauhan.

Dengan cepat mereka berlari ke arah suara, tetapi Anya semakin jauh. Mereka terus berlari, tapi sepertinya tak ada jalan keluar. Makhluk itu terbang dengan cepat, membawa Anya semakin jauh.

Akhirnya, saat Anya hampir putus asa, ia teringat pada tablet yang ia bawa. Dalam keputusasaannya, ia menggenggam tablet tersebut dan menarik kabelnya. Tiba-tiba, kabel itu menyentuh makhluk itu dan membuatnya tersetrum. Makhluk itu pun pingsan dan Anya akhirnya bisa lepas dari cengkeramannya.

Anya berlari secepat mungkin menuju ke arah teman-teman dan guru-gurunya. “Syukurlah kamu selamat, Anya!” kata Ms. Muthi dan teman-temannya, sambil memeluknya erat.

Setelah kejadian itu, mereka mengambil barang-barang mereka dan melanjutkan perjalanan ke 

Amanat:
Cerita ini mengajarkan kita untuk selalu menghormati peraturan dan menjaga sopan santun, serta tidak melupakan tradisi dan kepercayaan yang ada di sekitar kita.

Selasa, 29 Oktober 2024

Proyek safendra

                                                                             Cikal

1. Judul: Cikal 

2. Penulis: Dhanu Priyo Prabowo

3. Ilustrator: Azka Devina 

4. Penerbit: Asep Lukman Arif Hidayat 

5. Kehidupan Penulis: Lahir di Kulon Progo,15 Januari 1961

6. Latar Belakang Sejarah: Ilmu  Humaniora Universitas Gadjah Mada Yogyakarta {1995 2000} Sastra Daerah/Jawa Universitas Sebelas Maret Surakarta {1980 1985}.

7. Latar belakang Budaya: Dia lahir di Kulon Progo dia bekerja di Yogyakarta

8. Latar Belakang Sosial: dia memiliki lingkungan sosial di daerah Yogyakarta


Unsur Intrinsik 

A. Tokoh 

1. Ki mangli

2. Ki redi

3. Gusti adipati

4. Nyi Pangesti

5. Sekar Gunung 

B. Interaksi Antar Tokoh 

1. Ki Mangli dan Ki Redi melatih bersama bermain gamelan

2. Ki Redi dia sedih karena Ki Mangli Akan pergi

3. Gusti Adipati Prangangkara: Adipati meminta tolong para 

rombongan Ki Mangli untuk menari tledek untuk anaknya 

yang sedang sakit 

C. Interaksi antara tokoh dan latar 

Ki Mangli sudah menjadi guruh di dusun Hargamulya

Ki Mangli sedang menaiki kuda dan perasaannya senang 

Ki Mangli: Pergi dari dusunnya perasaannya Ki Mangli sedih 

Ki Redi: Menangis saat mengetahui kalo Ki Mangli akan pergi dari dusun

Antara tokoh dan konflik cerita

Gusti Adipati: Dia meminta tolong kepada rombongan Ki Mangli untuk menari tledek untuk anaknya yang sedang sakit.

Ki Mangli: Para warga menangis saat Ki Mangli pergi mereka anggap Ki Mangli menjadi guru karena 

Ki Mangli sudah mengajari para warga untuk bermain gamelan di dusun mereka.

Ki Redi: Menangis saat Ki Mangli pergi dari dusun karena itu Ki Mangli sudah mengajarinya cara bermain gamelan.


Pesan Cerita:

1. Memelihara budaya turun Temurun melestarikan budaya.

2. Berbagi ilmu kepada budaya

3. Mencari solusi ketika ada musibah atau masalah

4. Jangan suka menolak jika dimintai pertolongan 


Respon Pembaca

Cerita berjudul Cikal ditulis oleh Dhanu Priyo Prabowo  menceritakan tentang Ki Mangli  dalam 1. Dusun. 2. Rumah warga 3. Sekolah Pertama Ki Mangli mengajari para warga untuk menari tledek itu Ki Mangli tv saat beberapa orang menari tledek dan Ki Mangli ingin mengajari warga untuk menari tledek   kemudian mereka yang lagi mendengarkan musik dari gamelan tapi mereka bilang mereka terasa dingin lalu musik tersebut terhenti pada malam itu . Konflik yang terjadi adalah Ki Mangli meninggalkan peninggalan barang barang dari kerajaan Hindu Ki Mangli seketika langsung panik . 

        Akhir ceritanya adalah Ki Mangli pergi dari dusun karena dia akan pergi ke tempat lain itu membuat mereka menangis karena mereka sudah menganggap dia sudah menjadi guru di dusun itu . Amanat atau pesan yang terdapat dalam cerita adalah 1. Ki Mangli: tidak pernah pelit ilmu apapun yang dia punya dan tidak pernah melupakan dusun. 2. Ki Mangli berkata waktu berlalu dengan sangat cepat dan dia tidak pernah melihat sahabatnya lagi

Menurut saya buku ini mengajarkan tentang nilai-nilai Be Curious and Find Solution. Saya mengetahui hal ini dengan mencari solusi ketika ada masalah atau musibah.

Setelah membaca cerita ini, hal yang menarik menurut saya adalah cerita ini menceritakan banyak pelajaran yang positif saya menyukai bagian itu karena kita harus berbagi ilmu apa pun yang kita miliki akan tetapi, masih ada pertanyaan yang belum terjawab melalui cerita ini, yaitu Ki Mangli belum melakukan tari tledek tapi Ki Mangli agak mulai jarang bermain gamelan. 

Menurut saya, buku ini menarik untuk saya untuk dibaca. Saya mendapatkan banyak hal positif buku ini karena kita diajarkan memelihara budaya turun temurun melestarikan budaya, berbagi ilmu terhadap budaya, mencari solusi ketika ada musibah atau masalah, dan jangan suka menolak jika dimintai pertolongan. Untuk menunjang penulisan yang lebih baik, ada beberapa saran untuk penulis. Pertama membuat cerita ini lebih menarik dan membuat sedikit detail di cerita ini.


Senin, 28 Oktober 2024

Resensi Buku

Unsur Enstrinsik.
A. Identitas Buku.
1. Judul: Kisah Datu Diyang.
2. Penulis: Siti Akbari.
3. Illustrator: Studio Plankton.
4. Penerbit: Badan Perkembangan Dan Pembinaan.

Identitas Penulis.

1. Kehidupan: 
     Siti Akbari lahir pada tanggal 26 April 1977.  Siti Akbari bekerja dari 2005 hingga sekarang .
2. Latar belakang sejarah: 
    Menempuh pendidikan tinggi S-1 di Universitas Negri  Malang pada tahun 1990 hingga 2002.
3. Latar belakang budaya: 
    Siti Akbari lahir di Banjarmasin.  Siti Akbari kuliah di Malang dia berkerja di Kalimantan Selatan .
4. Latar belakang sosial: 
 Siti Akbari bekerja di Kalimantan.  Siti Akbari tinggal di Banjarmasin.

Unsur Instrinsik.
Tokoh.

1. Diyang.
2. Ibunya.
3. Ayahnya.
4. Suaminya

Interaksi Antar Tokoh.
1. Diyang dengan seorang Ibu: 
    Diyang baik karena membantu seorang ibu.
2. Ayah dan Ibu Diyang: 
    Baik karena saling membantu.
3. Diyang Dan Ibunya: 
    Saling menyayangi.
4 . Diyang Dan Suaminya: 
    Saling mengasihi.

Tokoh Dan Latar.
1. Diyang Dan Rumahnya: Diyang merasa tenang.
2. Diyang Dan orang lain: Diyang merasa gugup.
3. Diyang Dan Suasana sepi: Diyang merasa sepi dan sendirian.
4. Anak Kecil di kebun rambutan: Anak kecilnya merasa tenang.

Tokoh Dan Konflik.

1.  Diyang di alam gaib: Diyang bangun di alam gaib tapi terasa seperti mimpi (jenis konflik: orang melawan alam). 
2. Seorang Ibu di alam gaib: Seorang ibu merupakan mahluk gaib yang jahat.

Pesan Cerita

1 : Jangan putus asa.
2: Saling membantu.
3: Jadi anak yang baik.
4: Jangan menyerah.

Respon Pembaca

Cerita berjudul kisah Datu Diyang ditulis oleh Siti Akbari  menceritakan tentang Diyang dalam rumahnya, kebun rambutan, alam gaib dan rumah orang lain. Pertama pada sesuatu hari ada putri bernama Diyang. Dia mau memetik enceng gondong dan dia lihat seberapa indahnya enceng gondong di sinar mata hari Kemudian Diyang melamun dia memikir tentang keturunannya. Karena sebelumnya ia memikir tentang keturunannya. Konflik yang terjadi adalah pada waktu Diyang mendengar teriakan dan membantu seorang ibu . Ibunya memaksa Diyang untuk menerima hadiah. 

Akhir ceritanya adalah Diyang udah tua dan suka membantu jadi di kenal sebagai Datu Diyang . Amanat atau pesan yang terdapat dalam cerita adalah untuk saling membantu.

Menurut saya buku ini mengajarkan tentang nilai-nilai Respect My Self Everyone And Everything. Saya mengetahui hal ini dengan membaca pada bagian Diyang sudah tua dan suka membantu jadi di kenal sebagai Datu Diyang.

Setelah membaca cerita ini, hal yang menarik menurut saya adalah pada bagian Diyang di kenal sebagai Datu Diyang. Saya menyukai bagian itu karena Diyang menjadi popular karna namanya. Akan tetapi, masih ada pertanyaan yang belum terjawab melalui cerita ini, yaitu siapa nama panjang Diyang. 

Menurut saya, buku ini BAGUS untuk dibaca. Saya menyukai buku ini karena buku ini memberikan pesan ke orang lain untuk saling membantu. Untuk menunjang penulisan yang lebih baik, ada beberapa saran untuk penulis/penerbit. Pertama penulis membuat cerita yang lebih banyak. Kedua penulis dapat menambahkam lebih banyak konflik.








Senin, 23 September 2024

Punya Safendra Baru

 Puisi lama 

Puisi lama adalah Puisi rakyat adalah sastra lisan berupa puisi terikat yang berkembang pada masa masyarakat tradisional. Puisi jenis ini diatur oleh ketentuan-ketentuan tertentu, seperti jumlah suku kata, jumlah baris, jumlah bait, dan rima. Umumnya bersifat anonim (nama pengarangnya tidak diketahui), diwariskan secara turun-temurun dari mulut ke mulut, dan disebarkan dalam bentuk yang tetap dan tidak berubah. Puisi rakyat terikat aturan-aturan seperti jumlah kata dalam tiap baris, jumlah baris dalam tiap bait, dan juga pengulangan kata yang bisa


Struktur Fisik

Berikut adalah elemen dari struktur fisik.

1. Diksi

Diksi adalah pilihan kata yang digunakan untuk mengungkapkan suatu gagasan sehingga mendapatkan efek tertentu, sesuai yang diharapkan oleh penulis. Dalam diksi, ada beberapa jenis. Yang pertama adalah diksi berdasarkan makna. Ada makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotatif adalah makna yang sebenarnya. Kemudian makna konotatif makna konotatif adalah makna yang bukan sebenarnya. kemudian ada makna berdasarkan leksikal yaitu sinonim dan antonim. Sinonim adalah dua kata atau lebih yang bermakna sama. Antonim adalah dua kata atau lebih yang bermakna berbeda.


2. Bahasa Kiasan.

Bahasa kiasan digunakan untuk menggambarkan sesuatu, mulai dari sifat seseorang atau suatu benda hingga bentuk fisik. Merupakan penggunaan kata-kata dengan cara yang menyimpang makna untuk menjelaskan atau menyampaikan makna yang rumit sehingga mudah untuk dibayangkan. Merujuk pada makna tertentu tanpa harus menyatakannya secara langsung. Ada beberapa jenis majas. Majas personifikasi membandingkan benda mati yang bersikap selayaknya manusia. Majas Metafora menyamakan dua hal yang tidak sama secara harfiah atau litera untuk menambah daya tarik atau memberikan makna yang lebih dalam sehingga teks menjadi lebih indah, memukau, dan menyentuh perasaan pembacanya. Majas aliterasi digunakan untuk meningkatkan ritme dengan melakukan pengulangan kata atau kalimat yang sama atau serupa dengan kata atau kalimat yang berdekatan.


3. Imaji Imaji atau Citraan

Merupakan bayangan, khayalan, pikiran, atau gambaran untuk menggugah perasaan, merangsang imajinasi, dan menggugah pikiran di balik sentuhan Indera. Ada beberapa jenis citraan, yaitu citraan perasaan, citraan penglihatan, citraan penciuman, citraan perabaan, citraan pengecapan, citraan gerak, dan citraan pendengaran.


4. Bunyi

Bunyi pada puisi lama berupa keselarasan bunyi yang dibentuk oleh pergantian tekanan kata. Contohnya adalah Rima dan Ritme. Rima adalah persamaan bunyi dalam dalam baris-baris puisi lama. Ritme adalah keselarasan bunyi yang dibentuk oleh pergantian tekanan kata.

Berikut adalah analisis struktur fisik dalam sebuah syair.

            Pantun Pergi ke warung beli santan  citraan pergerakan

            Membuat bahan seperti besi citraan pergerakan

             Janganlah kamu membakar hutan citraan pergerakan

            Kalau tidak mau terkena polusi

            (Buat 8 baris syair. Syair di atas masih hanya 4 baris)


Struktur Batin

Puisi dapat dipahami dengan baik jika didukung oleh tema, rasa, nada dan amanat. Adanya keempat struktur ini menguatkan puisi lama.

Tema adalah (jelaskan definisinya).

Rasa adalah (jelaskan definisinya).

Nada (jelaskan definisinya)

Amanat (jelaskan definisinya).


Berikut adalah analisis struktur batin dari sebuah pantun.

(Masukkan pantun tentang ekosistem).


Tema pada pantun di atas adalah (jelaskan). Rasa pada pantun adalah (jelaskan). Nada pada pantun ini adalah (jelaskan). Amanat (jelaskan).


Kesimpulan

Berdasarkan informasi di atas, ada interdependensi antara struktur fisik dan struktur batin terhadap puisi lama. Jika tidak ada struktur fiksi maka pantun yang kita buat akan menjadi tidak menyambung. Jika tidak ada struktur batin, maka (jelaskan).


 

Puisi lama punya Safendra

 Puisi lama 

Puisi lama adalah Puisi rakyat adalah sastra lisan berupa puisi terikat yang berkembang pada masa masyarakat tradisional.

Puisi jenis ini diatur oleh ketentuan-ketentuan tertentu, seperti jumlah suku kata, jumlah baris, jumlah bait, dan rima.

Umumnya bersifat anonim (nama pengarangnya tidak diketahui), diwariskan secara turun-temurun dari mulut ke mulut, dan disebarkan dalam bentuk yang tetap dan tidak berubah. 

Puisi rakyat terikat aturan-aturan seperti jumlah kata dalam tiap baris, jumlah baris dalam tiap bait, dan juga pengulangan kata yang bisa


Struktur fisik


Struktur fisik terdiri dari

1. Diksi

Diksi adalah pilihan kata yang digunakan untuk mengungkapkan suatu gagasan sehingga mendapatkan efek tertentu, sesuai yang diharapkan oleh penulis. Dalam diksi, ada beberapa jenis. Yang pertama adalah diksi berdasarkan makna. Ada makna denotatif dan

Makna konotatif, Makna Denotatif adalah makna yang sebenarnya. Kemudian makna konotatif Makna Konotatif adalah makna yang bukan sebenarnya. kemudian ada makna berdasarkan leksikal yaitu sinonim dan antonim. Sinonim adalah dua kata atau lebih yang bermakna sama. Antonim adalah dua kata atau lebih yang bermakna berbeda.


2 Bahasa kiasan Digunakan untuk menggambarkan sesuatu, mulai dari sifat seseorang atau suatu benda hingga bentuk fisik. Merupakan penggunaan kata-kata dengan cara yang menyimpang makna untuk menjelaskan atau menyampaikan makna yang rumit sehingga mudah untuk dibayangkan. Merujuk pada makna tertentu tanpa harus menyatakannya secara langsung

Majas personifikasi membandingkan benda mati yang bersikap selayaknya manusia.

Majas Metafora: menyamakan dua hal yang tidak sama secara harfiah atau literal untuk menambah daya tarik atau memberikan makna yang lebih dalam sehingga teks menjadi lebih indah, memukau, dan menyentuh perasaan pembacanya. Majas aliterasi digunakan untuk meningkatkan ritme dengan melakukan pengulangan kata atau kalimat yang sama atau serupa dengan kata atau kalimat yang berdekatan.

3 Imaji Imaji atau Citraan Bayangan, khayalan, pikiran, atau gambaran untuk menggugah perasaan, merangsang imajinasi, dan menggugah pikiran di balik sentuhan Indera.


4BunyiKeselarasan bunyi yang dibentuk oleh pergantian tekanan kata

5Rima dan Ritme

Persamaan bunyi dalam dalam baris-baris puisi lama

Keselarasan bunyi yang dibentuk oleh pergantian tekanan kata

Pantun Pergi ke warung beli santan  citraan pergerakan

            Membuat bahan seperti besi citraan pergerakan

             Janganlah kamu membakar hutan citraan pergerakan

            Kalau tidak mau terkena polusi

Gurindam Tumbuhan semakin banyak kita menanam tumbuhan

                  Bertahan maka ekosistem kita tetap bertahan 

Syair jaga ada hal penting yang harus kita jaga 

          berharga ekosistem yang sangat berharga 

           bangga itu membuat kita bangga 

           surga semoga kelak kita masuk surga  

Macam citraan perasaan

             citraan penglihatan 

              citraan penciuman

              citraan perabaan

                citraan pengecapan

                citraan gerak

                 citraan pendengaran

Struktur batin

Puisi dapat dipahami dengan baik jika didukung oleh tema, rasa, nada dan amanat. Adanya keempat struktur ini menguatkan puisi lama.

Kesimpulan

jika tidak ada struktur fiksi maka pantun yang kita buat akan menjadi tidak menyambung


Cerita Pendek Karya Safendra Denovan

  Ikan Mas Sakti dan 3 Saudara Pada suatu hari, hiduplah tiga anak yang tinggal di sebuah desa kecil di kaki gunung. Mereka adalah Asep, Yan...